Wednesday, April 25, 2012

Cara Marah yang Benar


Marah yang bermanfaat adalah marah yang tepat dan sudah dikelola dengan baik. Hal ini jelas tidak mudah, butuh waktu, kesabaran dan hati yang lapang, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan.
Nah, langkah pertama yang perlu dilatih terus menerus adalah menyadari ketika kita merasa marah. Langkah kedua, seseorang perlu memahami dan menerima alasan kenapa ia marah. Termasuk di dalamnya, mengevaluasi penyebab kemarahannya. Tahukah Anda, sesuatu yang membuat marah terkadang justru punya alasan atau maksud yang berbeda? Banyak yang menyesal karena sudah marah untuk alasan yang tidak tepat. Misalnya, marah karena ada orang yang menunjukkan jari padanya, padahal orang tersebut bermaksud memberitahu bahwa ada bahaya yang mengancam dari belakang.

Langkah yang ketiga adalah mengelola atau mengekspresikan amarah dengan tepat. Jika kita punya alasan yang tepat, misalnya bukan hanya meluapkan emosi, tetapi juga demi pembelajaran bagi orang lain, kita dapat mengungkapkan kemarahan kita. Tenangkan diri Anda dan hati-hatilah ketika berkata-kata. Tentu karena tujuan marah bukan untuk membalas atau menyakiti hati/fisik orang lain, melainkan untuk mendidik dan membangun. Kita sendiri dapat mencoba melihat sisi positif dari kejadian yang membuat kita marah. Ambil hikmah dari kejadian tersebut.

Pada waktu-waktu tertentu, kita juga dapat mengubah energi kemarahan yang kita rasakan menjadi energi yang dapat memotivasi kita melakukan hal yang bermanfaat. Misalnya, daripada marah-marah pada pengendara motor yang memotong jalan dan sudah tidak tampak lagi, lebih baik energi yang ada digunakan untuk lebih waspada, mencermati jalan, atau menyelesaikan tugas kuliah/pekerjaan kantor.

Intinya adalah jangan terjebak pada kemarahan yang dapat merusak hari dan diri kita, tetapi manfaatkanlah kemarahan dengan cara yang tepat. Sadari, pahami, dan kelola dengan tepat emosi marah yang kita rasakan karena kemampuan ini adalah bagian dari kecerdasan emosi yang kita miliki. Demikian pendapat P. Henrietta Siswadi, S. Psi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.


Wednesday, April 18, 2012

Spend the Night


Malam yang kian larut masih membuat mata malas terpejam, jari jemariku terus saja mengetik, mencari suatu info menarik yang enak dibaca, browsing, chatting tak lupa pula berulang kali kubuka FB ku kembali. Semakin lama tempat yang aku tumpangi semakin sepi, sampai kejenuhan mulai merasukiku, aqu coba hal lain dengan membuka-buka folder di komputer, ternyata aqu dapati satu folder menarik yaitu FILM MOVIE.
Langsung saja aku buka, aku lihat beberapa film yang kebanyakan film-film tersebut sudah pernah kutonton. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah film yg berjudul DREAM HIGH, itu adalah sebuah film Korea yang menceritakan sebuah Mimpi yang mereka wujudkan dengan semangat, keikhlasan, dan disiplin.
Dream High menceritakan kisah enam siswa di Sekolah Tinggi Seni Kirin yang bekerja untuk mencapai impian mereka menjadi bintang musik dalam industri musik Korea. Go Hye Mi adalah seorang mahasiswi yang mengambil jurusan musik klasik tetapi dia harus menenggelamkan mimpinya karena harus masuk Sekolah Kirin untuk melunasi hutang ayahnya. Namun, dia perlu mendapatkan dua siswa lain untuk juga datang ke sekolah dalam rangka baginya untuk mendaftarkan diri di sekolah kondisional. Kedua siswa, Sam Dong, yang tinggal di pedesaan, dan Jin Guk, yang ia tidak sengaja bertemu ketika mencoba untuk melarikan diri dari seorang rentenir. Yoon Hee Baek, sebelumnya sidekick Hyemi itu, menjadi saingannya di sekolah karena Hye Mi mengkhianati dirinya selama audisi untuk masuk sekolah.
Hhhhmmmm, tak kusangka betapa seriusnya terbawa dalam alur cerita film tersebut ternyata sudah hampir pagi, film terpanjang yang pernah aku tonton, karena film ini sampai 16 episode.

Thursday, April 12, 2012

Drowning in a sea

Mengawali sesuatu adalah hal yang sulit, terlebih bila selalu direpotkan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara atau kebahagiaan sesaat. Aku tak pernah mempersiap kan sesuatu sebelum aku membutuhkannya, Itu kesalahan fatal yang selalu menjadi pertanyaan dalam diri. KENAPA..??? Menjadi sukses bukanlah pilihan tapi itu tujuan, dimana kita butuh banyak proses dan lika-liku dalam kehidupan yang harus kita lewati.


Seekor anak burung tidak mudah untuk dapat terbang, mengepakkan sayapnya menari-nari dipepohonan bahkan melayang di udara, dia belajar berusaha dan tak pernah menyerah agar dapat terbang, itulah proses untuk mencapai kesuksesan. Dimana aku sekarang tanpa ada suatu bekal, aku bingung seakan apa yang ada dalam benakku hanyalah pemikiran-pemikiran yang datang singgah sesaat lalu ia pergi, yang seharusnya pemikiran yang baik akan menghasilkan hal Positif kini hanya bagai hembusan angin yang melewatiku seketika.

Tuesday, April 10, 2012

Somebody's Nomad


Ketidakjelasan hidupnya yang tiada menetap pada satu atap beberapa tahun terakhir ini di dalam perantauan menimbulkan beragam persepsi di benak teman temannya. Ada sebagian dari mereka menilai kehidupannya begitu bebas, begitu menantang luapan gairah kebebasan masa muda. Ada juga yang menganggap kuhidupannya begitu sulit memprihatinkan. Namun begitu, ia cukup mampu beradaptasi menemukan cara menyikapi ketidakjelasan tempat tinggalnya itu.
Mengetahui hal tersebut, mengingatkan pada satu era pada zaman prasejarah tentang kebiasaan manusia purba yang hidup berpindah pindah. Nomaden, itulah istilah yang dipakai untuk menyebutkan kebiasaan itu.
Nanti lanjut lagi ya nulisnya... :)