Marah yang bermanfaat adalah marah yang tepat dan sudah
dikelola dengan baik. Hal ini jelas tidak mudah, butuh waktu, kesabaran dan
hati yang lapang, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan.
Nah, langkah pertama yang perlu dilatih terus
menerus adalah menyadari ketika kita merasa marah. Langkah kedua,
seseorang perlu memahami dan menerima alasan kenapa ia marah. Termasuk di
dalamnya, mengevaluasi penyebab kemarahannya. Tahukah Anda, sesuatu yang
membuat marah terkadang justru punya alasan atau maksud yang berbeda? Banyak
yang menyesal karena sudah marah untuk alasan yang tidak tepat. Misalnya, marah
karena ada orang yang menunjukkan jari padanya, padahal orang tersebut
bermaksud memberitahu bahwa ada bahaya yang mengancam dari belakang.
Langkah yang ketiga adalah mengelola atau
mengekspresikan amarah dengan tepat. Jika kita punya alasan yang tepat,
misalnya bukan hanya meluapkan emosi, tetapi juga demi pembelajaran bagi orang
lain, kita dapat mengungkapkan kemarahan kita. Tenangkan diri Anda dan
hati-hatilah ketika berkata-kata. Tentu karena tujuan marah bukan untuk
membalas atau menyakiti hati/fisik orang lain, melainkan untuk mendidik dan
membangun. Kita sendiri dapat mencoba melihat sisi positif dari kejadian yang
membuat kita marah. Ambil hikmah dari kejadian tersebut.
Pada waktu-waktu tertentu, kita juga dapat mengubah
energi kemarahan yang kita rasakan menjadi energi yang dapat memotivasi kita
melakukan hal yang bermanfaat. Misalnya, daripada marah-marah pada pengendara
motor yang memotong jalan dan sudah tidak tampak lagi, lebih baik energi yang
ada digunakan untuk lebih waspada, mencermati jalan, atau menyelesaikan tugas
kuliah/pekerjaan kantor.
Intinya adalah jangan terjebak pada kemarahan yang dapat
merusak hari dan diri kita, tetapi manfaatkanlah kemarahan dengan cara yang
tepat. Sadari, pahami, dan kelola dengan tepat emosi marah yang kita rasakan
karena kemampuan ini adalah bagian dari kecerdasan emosi yang kita miliki.
Demikian pendapat P. Henrietta Siswadi, S. Psi dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.